Friday, January 8, 2016

It's almost the time, go and prepare!

Haus. kata yang udah terkenal banget di kalangan SMA. Ada pepatah yang mengatakan:
"Be ambitious, not thirsty" 
yang artinya kamu boleh mempunyai cita-cita tinggi, tapi jangan sampai menjadi haus. 

Sebenernya apa sih artinya haus? Dan apa perbedaannya dengan ambisius?

Ambisius dan haus mempunyai makna yang berbeda, namun sering kali orang salah mengartikan ini. Orang sering menganggap ambisius itu sama saja dengan haus. Padahal tidak. Ambisius itu merupakan suatu yang positif, sedangkan haus itu sudah mengarah ke negatif. Orang yang haus biasanya akan dijauhi. Sebelum menjadi haus, orang itu pasti menjadi ambisius terlebih dahulu. Apabila orang itu terlalu ambisius sampai berbuat sesuatu yang tidak disenangi orang lain dan mempengaruhi orang lain, atau terlalu egois, orang dapat dikatakan sebagai orang yang haus.  Lalu apa sih ambisius? 


Menurut KBBI, ambisius /am·bi·si·us/ a adalah rasa berkeinginan keras mencapai sesuatu (harapan, cita-cita); penuh ambisi. 

Aku adalah orang yang ambisius. Bukan haus. Aku mulai menjadi ambisius pada saat kelas XI semester II. Rasa ambisius ini timbul dari seorang teman baik aku yang sedang sangat ambisius dan mengejar nilainya untuk syarat masuk perguruan tinggi. Karena aku berteman baik dengannya, maka aku juga keikutan ambisius. Dari sini pun, aku menjadi lebih dekat dengan teman-teman lain yang sebelumnya belum aku kenal, yang juga terkenal rajin. 


Dulu, sebelum aku menjadi seperti ini, jujur saja aku tidak mengenal kata ambisius. Yang aku kenal hanyalah kata "haus", yang berarti negatif. Aku bahkan sering dengan mudahnya mengatakan seseorang itu haus, hanya karena dia terlalu rajin dan sering maju ke depan. Mungkin ini adalah salah satu karma dari mengatakan orang haus, sehingga pada akhirnya aku menjadi seperti itu juga. 

Aku bangga menjadi ambisius. Makin bertambahnya umur, aku makin cuek dengan apa yang orang lain katakan. Misalnya, ada yang mengatakan aku haus dan menyebarkannya ke orang lain. Aku tak peduli. Kenapa? Karena aku ga merasa berbuat sesuatu yang salah padanya. Aku ga merasa bahwa menjadi ambisius itu sebuah perbuatan negatif. Apa salahnya menjadi rajin? Toh, akan ada hasilnya juga yang akan aku nikmati. 

Aku, menulis ini, merupakan salah satu contoh konkret terhadap kerajinanku. Tugas ini baru diberikan hari ini, namun sudah aku kerjakan hari ini juga. Padahal, deadline yang diberikan masih sangat lama. Kenapa sih aku bisa jadi kayak gini? Jadi, aku mengikuti sebuah tes personality dan hasilnya, aku adalah orang ISTJ. Yuk, lihat gambar-gambar di bawah ini untuk mengetahui tentang personality aku.















Udah ngerti kan apa itu ISTJ? Intinya, aku adalah the duty fulfillers. Kalo aku dikasih tugas, aku akan menyelesaikannya secepat mungkin, supaya ga numpuk-numpuk. Aku juga merasa punya responsibility terhadap tugas tersebut, jadi kalo aku ga kerjain, aku bakal stress sendiri. Aku bangga dengan sifatku ini, karena banyak hal positif yang bisa aku dapatkan dari sifatku ini.

Sekarang aku udah masuk kelas XII. Kelas XII ini sudah aku jalani selama 6 bulan. Tantangan yang cukup berat sudah berhasil aku lewati. Di kelas ini, temanku yang dahulu memang sudah berbeda kelas, namun aku mempunyai teman di kelas XII ini yang sama-sama seperti aku, sama-sama ambisius dan rajin. Hal itu membuatku lebih rajin lagi daripada kelas XI. Apalagi, tahun ini adalah tahun penentuan. Universitas impianku hanya membutuhkan rapor kelas XII semester I dan II, ditambah ijazah UN dan ijazah sekolah. Banyak banget temen aku yang udah gaperlu berjuang mati-matian lagi di kelas XII semester II ini. Banyak yang udah keterima universitas, ataupun nilai semester II yang tidak diperlukan untuk melamar. Kondisi aku inilah yang membuatku tambah stress di kelas XII, dimana aku harus berjuang lebih keras lagi daripada kelas XI. Dulu, hasil ambisiusku pada kelas XI semester 2 membuahkan hasil yang menurutku sudah sangat bagus. Namun, karena aku sudah menginjak kelas XII, aku merasa nilaiku dulu sangat tidak memuaskan. Aku merasa, nilai dibawah 90 itu sangatlah jelek. Kalau bisa, harus diatas 95. AMIN! Padahal targetku dulu cuma 85 lho. Tapi tiba-tiba bisa naik sejauh itu. Wajar banyak yang bilang aku berubah, hahaha. 

Di semester II ini, banyak banget tantangan yang aku harus lewati. Tingkat ke-stress-an akan meningkat beberapa kali lipat. Aku akan merasa tidak mempunyai celah untuk bernafas sedetikpun. Setiap hari muncul ulangan yang bahannya berkali-kali lipat dari sebelumnya, seperti sedang mengikuti ulangan umum setiap hari saja selama 3 bulan. Ditambah lagi, aku mengikuti les bahasa Jerman pada hari minggu, yang sebenarnya sangat mengganggu waktu belajarku untuk mempersiapkan ulangan-ulangan yang ada. Namun hal itu harus aku lakukan, karena bahasa Jerman sudah aku anggap sebagai mata pelajaran sekolah juga. Demi masa depan.

Sebelumnya sudah aku ceritakan bahwa aku adalah orang berkepribadian ISTJ. Aku akan menyicil segala pekerjaan, tugas, maupun materi yang ada secepat mungkin. Sifat inilah yang sangat aku banggakan saat ini, karena aku bisa menjadi sangat rajin agar pada saat banyak ulangan tidak terlalu kelabakan dan tidak perlu begadang seperti orang lain. Kecuali, apabila orang itu ga peduli sama apapun, maka dia akan belajar kebut semalam namun tetap tidur cepat. Tapi, aku pun memang sedang mengejar cita-cita, sehingga aku mau gak mau harus mendapat nilai yang bagus dan kalau gak mau begadang, harus dicicil. 

Secara singkat, inilah beberapa hal yang merupakan kunci sukses bagi semua orang.

  • Membuat jadwal belajar

Ini aku banget. Aku adalah orang yang selalu mempunyai perencanaan terhadap segala hal yang akan aku lakukan. Membuat jadwal belajar adalah keahlianku. Apalagi di masa-masa sangat padat ini, aku akan stress apabila tidak membuat jadwal belajar. Jadwal belajar sangat membantu persiapan ujian, karena dengan itu kita tidak akan kewalahan dan mempunyai persiapan yang cukup.

  • Menyusun target nilai

Semua orang harus punya target dalam hidupnya. Dengan begitu orang akan sukses. Masing-masing orang mempunyai target nilai yang berbeda-beda, tergantung kepribadian, kemampuan dan kepercayaannya. Aku pun percaya bahwa apabila orang berusaha, pasti segala sesuatu yang diimpikannya akan tercapai. Target nilai ini juga menjadi motivasi dalam belajar, yang bisa mengingatkan kita apabila kita tidak produktif dengan waktu yang berjalan terus tanpa menunggu, untuk kembali belajar.

  • Mengatur waktu

Kita harus ingat bahwa ini adalah saat untuk belajar, dan bukan untuk bermain-main dan having fun. Ada pepatah mengatakan, bersusah-susah dulu, bersenang-senang kemudian. Terapkan dalam hidup kita semua. Kita harus percaya bahwa apabila kita bersusah-susah dulu, kita akan mendapatkan kesenangan pada akhirnya. Lebih baik daripada kita bersenang-senang, tapi pada akhirnya kita bersusah-susah. Kita harus belajar untuk memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin dan seproduktif mungkin, tidak malas-malasan, dan tidak menunda-nunda pekerjaan dan waktu belajar.

  • Percaya diri

Kita harus percaya diri akan kemampuan kita. Apabila kita yakin, kita pasti bisa. Camkan itu dalam hidup kita. Yakin bahwa sesuatu yang sulit, yang susah, apabila kita rajin, kita mau, kita yakin, dan kita berusaha, pasti ada jalannya. Pasti hal itu akan menjadi mudah dan bisa kita lewati dengan sangat baik, walaupun dengan kemampuan yang terbatas. Tuhan menciptakan kita semua sebagai orang yang pintar. Tinggal kita mau memanfaatkannya atau tidak.

  • Rajin berdoa

Disamping belajar, kita juga harus rajin berdoa pada Tuhan. Kita harus percaya bahwa segala usaha kerja keras kita akan membuahkan suatu hasil yang akan kita nikmati. Kita mohon penyertaan Tuhan dalam segala kesulitan dan tantangan ini, agar kita bisa berusaha semaksimal mungkin, kita bisa diingatkan apabila sedang tergoda dengan hal-hal yang tidak wajar, dan mohon penyertaannya sehingga kita bisa mengerjakan segala yang sudah kita pelajari dengan sempurna.

  • Cukup istirahat

Kita tidak boleh juga terlalu banyak belajar, misalnya sampai larut atau sampai pagi. Kita juga harus istirahat, sehingga kita tidak sakit dan besok harinya saat mengerjakan bisa berpikir dengan jernih. Daripada apabila kita tidak istirahat, kita akan melupakan semua yang telah kita pelajari. Maka dengan itu, mengatur waktu sangatlah penting, sehingga kita bisa menyicil dari hari-hari sebelumnya, supaya pada H-1 dari ujian, kita tidak harus tidur terlalu malam.

  • Tekun dan rajin belajar 

Ini adalah yang paling penting dalam menjadi sukses. Berdoa saja tidak cukup. Berdoa harus disertai dengan usaha dan kerja keras. Apabila kita tekun dan rajin belajar, maka pasti kita bisa. Kita juga harus mengerjakan banyak latihan soal, sehingga lama-lama kita terbiasa dengan berbagai macam soal.

  • Pantang menyerah

Sesulit apapun tantangan itu, lakukanlah, dan pantang menyerah. Kita harus membayangkan, saat ini kita harus bersusah-susah dulu, karena sebentar lagi semua ini akan berakhir. Bayangkan bahwa kita akan mendapat nilai yang bagus, kita akan tersenyum karena segalanya sudah berakhir dan segala kerja keras kita memang terbayangkan. Tak boleh mengenal kata "susah", karena segala yang susah akan menjadi mudah apabila kita terus berusaha dan tidak mudah menyerah.

  • Rajin bertanya

Rajinlah bertanya apabila tidak mengerti terhadap suatu hal. Dengan begitu, kita mudah mengingat sesuatu hal, karena kita sudah menanyakannya dengan jelas dan sudah mendapatkan penjelasan yang akan kita ingat selalu.


Semua hal yang aku tuliskan di atas tidaklah sulit untuk dilakukan bagiku, karena sebelumnya aku juga sudah menerapkan hal-hal tersebut. Aku sudah sadar akan masa depanku, aku sudah sadar bahwa waktu tidak akan menunggu, waktuku sudah mepet, dan segalanya harus aku persiapkan dari sedini mungkin. Maka hal itulah yang akan aku terapkan dalam mempersiapkan ujian ini. Hal-hal tersebut memang sudah terbukti akan memberikan kepuasan bagi diriku pada akhirnya, dan segala kerja kerasku memang terbayarkan dengan menerapkan hal-hal tersebut.

Semoga kita semua sukses. Kita pasti bisa!