Wednesday, September 14, 2016

akhirnya aku sampai disini. (part 2)

Kemarin gua udah ceritain mukjizat yang gua alami selama ngurus visa. Sekarang gua akan cerita mukjizat yang gua alami sampai bisa berangkat ke Jerman, dan berlangsung terus.

Kalo kata orang kedutaan, visa itu biasanya membutuhkan waktu 6-8 minggu tergantung kota. Contohnya Berlin, kata orang sih bisa sampai 2-3 bulan. Lama banget kan? Ya begitulah sulitnya proses untuk kuliah di Jerman. Kalau gua sendiri spare waktu 6 minggu pas dari hari gua apply visa sampai ujian masuk Studienkolleg Karlsruhe. Lebih dari itu, bye bye Karlsruhe :): Dan Thanks God banget, akhirnya visa gua keluar setelah hampir 5 minggu, tepatnya tanggal 16 Agustus, unbelieveablenya bareng temen gua Caroline yang apply visa 1 hari setelah gua. Akhirnya berangkatlah kita bersama tanggal 27 Agustus ke Jerman. 

Buat gue ini juga termasuk Mukjizat dari Tuhan bahwa akhirnya gue bisa menginjakkan kaki di Jerman secara official, setelah mendambakannya selama bertahun-tahun. Gua pikir gua bakal excited banget karena gua akhirnya menemukan suasana yang berbeda dari Indonesia dan gak harus bergantung sama orang tua, namun ternyata semua itu salah dan baru beberapa hari saja gua udah homesick. Apalagi pas tanggal 31 Agustus, H-1 dari tes Karlsruhe, gue rasanya pengen pulang dan mengakhiri semua ini.

Tanggal 31 Agustus gua cukup menyesal kenapa ketika gua masih di Indonesia, gaada kerjaan apa-apa, gua malah ga belajar dan menyia-nyiakan waktu begitu saja. Gua pikir setelah gua sampai di Jerman gua akan intensif belajar, karena ada teman juga jadi bisa belajar bareng. Ternyata salah besar. Ketika sampai di Jerman, gua gaada waktu untuk belajar karena harus ngurusin ini itu, harus pindah kota 3x dalam 3 hari, bawa-bawa koper 30 kg naik dan turun tangga sampai akhirnya roda koper gua rusak HAHAHA.

Setelah gua melewati tes tanggal 1 September, gua masih harus mempersiapkan diri untuk tes di Munich tanggal 5 September. For your information, Studienkolleg yang gua apply ini adalah Studienkolleg yang sangat ternama, contohnya Munich kalo kata orang sih nomor 1 di Jerman, kalo Karlsruhe kira-kira 5 besar lah, atau mungkin 3 besar. Jadi sebenernya gua bisa dikatakan sangat nekat, karena temen-temen gua daftar seenggaknya 1 Studienkolleg yang biasa saja dan tidak terlalu sulit. Kenapa gua apply cuma 2 ini? Karena tadinya gua rencana mau kursus bahasa dulu baru apply Studienkolleg semester depan. Tapi karena kenekatan gua, rencana awal berubah semua dan tinggal 2 Studienkolleg ini aja yang masih buka pendaftaran. Jadi mau gamau, harus daftar 2 ini aja.

Pengumuman Karlsruhe dijadwalkan tanggal 5 September jam 7 malam. Dan ketika gua buka websitenya, katanya diundur sampai besok. Saat itu gua kesel banget, karena gua bener-bener penasaran dan gabisa nunggu lebih lama lagi. Tanggal 6 September, ketika gua lagi di bus menuju Würzburg, gua iseng buka website Karlsruhe, padahal belum jam 7 malam. Dan gua shock, udah ada pdfnya. Gue memberanikan diri untuk membukanya, dan yes, tangan gua sangat gemeteran. Gue udah hafalin 8 digit nomor application gua, dan gua ga nyangka bahwa nomor gua ada disitu. Gua gaperlu scroll terlalu bawah karena nomor gua ada di bagian agak atas. Setelah melihat nomor gua, gua ga sanggup melihat ke layar HP gua lagi. Gua udah terlalu sangat excited dan masih ga bisa percaya bahwa nomor gua ada di sana. Orang-orang pada liatin gua karena gua gabisa mengontrol emosi gua. Setelah menenangkan diri sebentar, gua lanjut untuk mencarikan nomor Olin yang gua yakini akan tercantum juga di sana. Dan sadly, gaada. Saat itu perasaan gua campur aduk dan serba salah. Disaat gua seneng, gua juga ikut sedih banget. Gua gatau harus ngapain, gua merasa bahwa gua bukan teman yang baik karena disaat dia gak keterima, gua malah keterima. Tapi gua tetep yakinin dia bahwa mukjizat selalu ada, apalagi dia udah berusaha dan berdoa terus, gamungkin banget Tuhan ga kabulin. 

Itu adalah mukjizat terbesar dalam hidup gue, bahwa gue bisa keterima di Karlsruhe dalam sekali coba, tanpa ikut kursus bahasa di Jerman atau kursus persiapan ujian masuk. Gua merasa kerja keras yang gua keluarkan ga setimpal dengan hasilnya. Gua ga terlalu berusaha kayak yang belajar terus-terusan, bahkan gua sangat malas like malas banget, 3 minggu sebelum ujian gua gapernah nyentuh buku Jerman ataupun matematika. Gua masih belum bisa percaya bahwa gua keterima. Maka dari itu gua takut, apabila ternyata dari pihak Studienkolleg salah menuliskan nomornya dan ternyata gua ga keterima. Tapi ternyata gua memang keterima.

Saat itu juga gua mengambil keputusan yang cukup buru-buru, gua udah ga peduli apabila nanti tanggal 10 pengumuman Munich ternyata gua keterima. Gua cukup pesimis bahwa akan keterima di Munich, maka dari itu daripada gua ga dapet tempat tinggal di Karlsruhe, gua langsung memutuskan untuk memilih Karlsruhe sebelum pengumuman Munich dan menyewa kamar di Karlsruhe yang minimal 6 bulan tidak boleh pindah. Tibalah tanggal 10, ketika gue antara kaget dan ga kaget bahwa gua dan Olin keterima Munich. Pertama kali ga kaget, karena gua udah memutuskan untuk tetep di Karlsruhe, since gua udah sewa kamarnya. Tapi lama-lama gua jadi sangat ingin untuk memilih di Munich, karena cita-cita gua dari dulu adalah masuk universitas di Munich yaitu Technische Universität München, universitas No. 1 di Jerman. 

Gua galau, gua merasa bego banget kenapa gua ambil keputusan secepet itu buat pilih Karlsruhe. Gua hampir aja mengorbankan 756 Euro (rupiahnya tinggal dikali 15000) yang merupakan uang sewa kamar gue sebulan ditambah uang jaminan, buat memutuskan untuk memilih Munich. Tapi akhirnya gua memilih Karlsruhe, karena selain lebih murah dr Munich, gua udah punya tempat tinggal disana yang merupakan kunci utama dari segalanya. Kalau gua pilih Munich, sampai saat ini gua belum mendapatkan rumah, padahal masuknya tanggal 19 September. Harga sewanya pun bisa 2x lipat daripada di Karlsruhe. Sedangkan Karlsruhe baru masuk tanggal 4 Oktober dan gua masih punya banyak waktu untuk belanja perabot2 rumah tangga. Jadi gua gak menyesal memilih Karlsruhe.

Yang gua mau tekankan disini adalah, Tuhan itu baik banget. Gua cuma berdoa kepada Tuhan supaya gua diterima di Winter Semester (semester ini) dan ga harus tunggu 1/2 tahun lagi untuk coba lagi. Dan Tuhan memberikan kepada gua lebih dari itu. Gua takjub bahwa gua bisa diterima 2 Studienkolleg sangat ternama di Jerman, Karlsruhe dan Munich dengan kerja keras gua yang sangat sedikit dan kemampuan bahasa gua yang sangat minim. Tuhan memang ajaib, Mukjizat menghampiri gua terus dari awal mau apply visa sampai akhirnya diterima. 

Tulisan ini memberi kesaksian Tuhan, bahwa gua sudah mengalami 3 Mukjizat terbesar dalam hidup gue dalam waktu 3 bulan ini. Dan gua yakin banget, bahwa asal kita berdoa dan percaya pada Tuhan, diikuti juga kerja keras, kita pasti bisa mendapatkan segala hal yang kita mau tanpa terkecuali. 

Buat yang baca ini dan masih berharap akan Mukjizat, inget bahwa Mukjizat itu emang ada. Jangan pernah menyerah dan terus percaya bahwa segalanya mungkin.

No comments: